THIS BLOG IS UNDER CONSTRUCTIONS
Selamat datang di Blog Magic Dakwah. Contact Us: 081 250 16 3663. atau 1924magic@gmail.com. Follow Us: @Magicdakwah
English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Sabtu, 21 Januari 2012

MagicDakwah, “genre” baru dalam dakwah


Banyak orang mengira bahwa magic/ sulap hanya digunakan untuk kepentingan hiburan semata. Padahal, sulap/ magic memiliki sisi lain yang bisa digali dan dimanfaatkan untuk kepentingan pihak tertentu. Tidak terkecuali untuk kepentingan dakwah.


Magic/ sulap memang menyajikan aneka trik (kecepatan tangan), perhitungan matematika dan kesesuaian dengan ilmu-ilmu terapan lain seperti fisika dan kimia. Sehingga, bagi kaum awam magic seringkali dianggap diiringi oleh jin atau pemujaan terhadap setan. Padahal, jika kita mempelajarinya secara jujur. Kita akan mendapati, anggapan-anggapan bahwa magic terkait dengan jin atau setan akan hilang. Sehingga, keberadaannya bisa dijadikan sebagai salah satu uslub (cara) penting dalam menyajikan dakwah.
Mungkin, jika kita menyaksikan salah satu tayangan televisi “Hitam-Putih”. Kita akan “sadar” bahwa Deddy Corbuzier telah membawakan magic dengan gaya berbeda. Dia (Master Deddy), menyajikan talkshow dan magic berada dalam satu panggung. Namun, bagian terpenting dari acara itu justru berada di akhir acara. Yap! Pesan-pesan moral-lah yang menjadi “suguhan utama” dari acara itu. Sehingga, acara yang tadinya talkshow dan magic saja menjadi sebuah hiburan yang mendidik.
Kitapun sadar, bahwa dakwah yang dilakukan bukanlah hanya sekadar menggugurkan kewajiban sebagaimana yang termaktub dalam al Qur’an. Namun, aktivitas dakwah yang kita lakukan harus mampu “menyeberangkan” pesan secara berkesan ke tengah-tengah objek dakwah (mad’u) kita. Tabligh di atas mimbar memang tetap harus dilakukan. Namun, jika ada uslub-uslub yang bisa menarik perhatian mad’u dalam dakwah yang kita berikan (dan itu halal), maka kita akan melakukannya. Misalnya dengan memfasilitasi mad’u yang gemar bernyanyi dengan mengadakan pelatihan Nasyid; melakukan tadabbur ‘alam bagi mad’u yang suka naik gunung dan lain sebagainya. Termasuk menyajikan magic/ sulap bagi mad’u dari beragam kalangan.

 Apa itu MagicDakwah?
MagicDakwah adalah salah satu “genre” dalam menyampaikan dakwah melalui ceramah, talkshow dan training. Dengan metode penyampaian yang unik, trainer MagicDakwah sudah terbiasa dengan gaya bahasa remaja yang ringan, renyah dan penuh humor. Tentu saja, persentasi dakwah yang dihadirkan memiliki porsi yang lebih banyak daripada magic. Karena, fungsi magic hanyalah sebagai alat bantu agar pesan-pesan dakwah itu bisa masuk secara berkesan ke seluruh mad’u/ objek dakwah/ audiens.
Adapun jenis magic yang ditampilkan beragam. Mulai dari trik ilusi, close up magic, escapoligis hingga mentalisme. Namun, trainer utama kami (Abay Hamzah) adalah seorang Mentalis. Jadi, sebagian besar magic yang ditampilkan adalah magic beraliran mentalism seperti yang sering dilakukan oleh Master Deddy Corbuzier.
Agar ruang interpretasi kita tidak kaki dalam melihatnya, marilah kita simak beberapa contoh berikut:
1.       Untuk menggambarkan tentang pentingnya memilih imam dalam shalat berjama’ah, Trainer bisa mencontohkan dengan memainkan trik menghilangkan gambar pada kartu. Untuk menunjukkan kepada audiens, bahwa ketika salah memilih imam akan berefek pada seluruh jama’ah yang hadir di dalam shalat. Sementara itu trainer terus bicara tentang bagaimana mengangkat imam dalam shalat berjama’ah, permainan terus dilanjutkan dengan memunculkan kembali gambar di kartu. Hal ini menunjukkan, bahwa jika imam dipilih dengan benar, maka pahala dengan ganjaran 27 derajatlah yang akan didapatkan seluruh jama’ah.
2.       Trainer mengundang 1 peserta secara acak untuk maju dan membantu. Lalu peserta tersebut disuguhkan beberapa amplop/ kertas agar dipilih. Sembari menjelaskan tentang bagaimana manusia itu sebenarnya membuat banyak sekali pilihan dalam hidupnya, termasuk dalam memilih jalan hidup, Trainer memindah-mindah letak dari masing-masing amplop, menukarnya dan kadang mengacaknya. Lalu peserta akan memilih salah satu. Pilihan itu bisa diacak lagi atau ditukar dengan yang lain. Hingga di akhir acara peserta akan menyadari, bahwa pilihannya adalah pillihan yang tepat. Karena amplop yang dipilihnya berisi tulisan Islam. Bukan agama-agama lain yang ada di amplop lain. Dan permainanpun berakhir, dengan kesimpulan “nurani kita memang akan selalu cenderung untuk memilih Islam”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...